Selasa, 07 April 2015

Perbedaan Mesin DOHC, SOHC Dan OHV

Perbedaan Mesin DOHC, SOHC Dan OHV | Banyak produk otomotif dipasaran yang mempunyai teknologi mesin yang berbeda. Baik untuk kendaraan motor atau kendaraan mobil tidak terlepas dari yang namanya teknologi mesin.
Dalam mesin ada istilah DOHC, SOHC dan OHV. Istilah itu sering tertera pada brosur iklan kendaraan bermotor. Istilah sebutan DOHC, SOHC dan OHV terdapat pada bagian head engine.
Perbedaan DOHC, SOHC dan OHV ini terletak pada konstruksi head engine. Ini berimbas pada cara kerja mesin pada masing-masing jenis head engine. Kalau sudah begitu, mesin dengan head engine jenis DOHC, SOHC dan OHV tentu mempunyai perbedaan. Disamping itu, kelebihan dan kelemahan mesin DOHC, SOHV dan OHV juga ada. Agar lebih jelas, simak perbandingan DOHC, SOHC dan OHV beserta cara kerja masing-masing jenis head enginenya.
Head Engine DOHC
DOHC adalah Double Over Head Camshaft. Cara kerja sistem DOHC ini  menggunakan 2 camshaft dalam 1 sistem head engine. 1 camshaft untuk intake dan 1 camshaft untuk exhaust. DOHC akan memberikan kelebihan performa putaran mesin lebih ringan, terutama di putaran atas. Hal ini dikarenakan intake dan exhaust mempunyai camshaft yang sendiri-sendiri, maka mesin lebih ringan untuk menggerakkan camshaft. Sistem ini memberikan keuntungan mesin DOHC akan bertenaga lebih besar. Hal ini karena tenaga yang keluar dari crankshaft tidak terbuang banyak untuk menggerakkan camshaft. Kekurangan mesin sistem DOHC adalah biaya yang lebih mahal daripada yang lain karena kontruksi head engine akan lebih besar.
Head Engine SOHC
SOHC adalah Single Over Head Camshaft. Cara kerja sistem SOHC ini hanya menggunakan 1 camshaft untuk menggerakkan rockerarm (tuas yang merubah putaran camshaft menjadi gerakan naik turun untuk menggerakkan valve atau klep atau katup). Mesin yang menggunakan sistem ini, tenaganya lebih kecil dibandingkan mesin yang menggunakan sistem DOHC karena dengan 1 camshaft harus menggerakkan seluruh rockerarm (rockerarm intake dan rockerarm exhaust) meskipun dengan kapasitas mesin yang sama. Mesin yang menggunakan sistem ini relatif lebih murah dibandingkan mesin yang menggunakan sistem DOHC.
Head Engine OHV
OHV adalah Over Head Valve. Cara kerja sistem OHV ini sama halnya dengan SOHC, tetapi posisi camshaft ini berada dibawah  didekat dengan crankshaft. Rockerarm di gerakkan oleh push rod. Jadi dari camshaft berputar menggerakkan push rod, lalu push rod tersebut mendorong atau menggerakkan rockerarm. Sistem ini rata-rata digunakan mesin yang kecil (mesin yang mengharuskan berdimensi kecil tapi kapasitas mesin besar), seperti mesin pemotong rumput, mesin pompa air.
Contoh penggunaan mesin sistem DOHC adalah pada motor Suzuki Satria FU terbaru. Kalau mesin sistem SOHC terdapat pada motor bebek. Biasanya untuk kendaraan yang membutuhkan kecepatan, akan menggunakan mesin sistem DOHC. Selain itu, saya juga pernah liat sistem DOHC digunakan pada engine pesawat udara jenis piston engine.

Diagnosa Kerusakan di Motor Injeksi, Pahami Lima Komponen Vitalnya

Hadapi perubahan dari karburator ke sistem bahan injeksi, sobat tak perlu kuatir. Karena sistem injeksi itu mudah dipahami. Tapi, pahami dulu part-part terpenting di pacuan injeksi ya.
”Ada lima komponen vital di motor injeksi. Yaitu; ECM (Electronic Control Module; red), fuel pump, Injektor, Koil, dan CKP Sensor,” ujar Sriyono Instruktur dari Astra Honda traning Center (AHTC).
ECM berfungsi layaknya otak di pacuan. Semua informasi akan diterima dan diolah ECM demi menentukan kebutuhan pacuan. Tanpanya, meski part lain berfungsi dengan benar, mesin tak akan bekerja jika ECM mati.
O2 sensor rusak, mesin masih tetap menyala
Begitu juga fuel pump yang berfungsi alirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor buat dialirkan ke ruang bakar. Tanpa adanya aliran bahan bakar dan semburan injektor ke ruang bakar, maka tak akan tercipta proses pembakaran. Peran koil juga vital untuk memercikkan api di ruang bakar. Karena meski terjadi proses pengabutan secara sempurna pun, maka mesin tak akan hidup tanpa adanya api di ruang bakar.
Dan, yang tak kalah penting adalah CKP sensor atau dikenal juga dengan istilah Ignition Pulse Generator (CKP) sensor. ”Part ini berfungsi membaca dan mendeteksi putaran mesin dan sudut crankshaft,” timpal Sriyono.
Informasi yang dihasilkan sensor ini akan dikirim ke ECM untuk mengontrol waktu pengapian dan parameter-parameter lain. Misal, jumlah injeksi bahan bakar dan pengaturan waktu injeksi. “Maka itu, peran CKP sensor tergolong vital untuk motor injeksi,” ungkap pria ramah yang bermukim di Depok, Jawa Barat itu.
Tanpa adanya api dari koil, proses pembakaran pun tak terjadi
Ketika lima peranti yang disebut di atas ini tak bekerja sempurna, maka bisa motor tak akan hidup. Lain halnya jika peranti sensor seperti O2 sensor tak berfungsi sempurna, atau sensor lain untuk temperatur mesin.
”Jika ada kerusakan di sensor lain seperti O2 sensor, maka motor akan tetap hidup. Tetapi, kinerjanya tak normal seperti seharusnya,” tambah Sriyono lagi. Misalnya, akselerasi motor akan berkurang. Atau, konsumsi BBM tak lagi irit. Lainnya, pengaruh juga terhadap emisi gas buang yang tak bagus. Bisa saja terlalu kaya. ”Kondisi ini jangan dibiarkan terlalu lama. Sebaiknya langsung diperbaiki di bengkel resmi,” saran Sriyono.

Kerusakan dan Penanggulangannya Dalam Operasi Mesin Diesel

Mesin diesel yang selalu digunakan dan bertambahnya umur pakai tidaklah selalu baik perfirmanya sehingga akan terjadi beberapa problem sehingga diperlukan perawatan khusus untuk menjaga kestabilan performa. Adapun beberapa kasus umum kerusakan dan cara penangulangan pada mesin diesel sebagai berikut:


1. Kasus mesin tidak dapat dinyalakan.
a.Tuas engkol tak dapat digerakkan oleh pasokan udara atau terlalu berat untuk dinyalakan. Penyebabnya viskositas dari pelumas tidak cocok, bagian-bagian mesin saling melekat atau terlalu rapat pemasangannya. Penaggulangannya periksa viskositas, panaskan pelumas, bongkar dan pasang kembali bagian-bagian mesin.

b. Tuas engkol tidak dapat berputar oleh pasokan udara, tapi penyalaan dapat berjalan lancar. Penyebabnya tekanan dari tangki udara terlalu kecil. Penanggulangannya pasokan udara dari kompresor harus melebihi 20kg/cm² dalam tangki.

c. Tuas engkol berputar oleh pasokan udara tapi mesin tidak menyala, dan seperti ada kerusakan pada irjeksi bahan bakar. Penyebabnya udara bercampur dengan bahan bakar, tertutupnya saringan bahan bakar atau pipa, kerusakan pompa injeksi bahan bakar atau kualitas bahan bakar yang buruk. Penanggulangannya alirkan udara melalui pipa, bersihkan saringan bahan bakar, periksa dan koreksi pompa injeksi bahan bakar, ganti dengan bahan bakar yang berkualitas baik.

2. Kasus warna aliran gas buruk dan output yang buruk.
a.Aliran gas tidak keluar dari tiap silinder
Penyebabnya temperatur aliran udara tiap silinder tidak tepat, buruknya kualitas pipa. Penanggulangannya periksa dan sesuaikan temperatur, tekanan dan volume dari injeksi bahan bakar dari tiap silinder.
b.   Asap hitam keluar dari silinder
Penyebabnya bahan bakar tidak cocok atau mesin kelebihan beban. Penaggulangannya bandingkan dengan jenis bahan bakar yang lain, kurangi beban ke keadaan normal.
c. Warna asap biru atau putih
Penyebabnya cincin pelumas lengket, viskositas dari minyak pelumas tidak cocok.
Penanggulangannya ganti cincin pelumas dengan yang baru, sesuaikan viskositas pelumas.

3. Mesin tiba-tiba berhenti.
Penyebabnya pasokan bahan bakar terhalang, bahan bakar habis, bahan bakar CI tercampur dengan udara, atau ada bagian yang terbakar. Penanggulangannya bongkar dan pasang kembali bagian-bagian mesin, isi bahan bakar, dan hilangkan udara dari bahan bakar.
Perawatan Mesin Diesel
1. Tiap - tiap delapan jam (perawatan harian)
·         Periksa keadaan air radiator, pelumas, oli bahan bakar, minyak.
·         Buang air yang mungkin ada dalam saluran pembakaran, inlet manipold,    tabung anginnya.
·         Periksa ikatan baut.
·         Berikan sedikit pelumas pada stang-stang penghubung governor.
·         Bersihkan saringan udara.
Tujuannya:
·     Perawatan ini dilakukan supaya mesin dapat digunakan tiap hari dan dapat dioperasikan dengan baik.
·         Supaya mengetahui keadaan oli pembakaran, radiator dan minyak.
·         Supaya tahu mana baut yang kendor atau tidak kencang karena getaran pada mesin diesel sangat kuat.

2. Pemeliharaan mingguan (150 jam)
·         Membuka dan membersihkan saringan.
·   Periksa dan pebaiki kebocoran pada saluran-saluran minyak pelumas dan bahan      bakar.
·         Cuci dan bersihkan badan mesin.
Tujuannya:
·  Untuk membersihkan saringan udara dari debu dan kotoran agar tidak menghambat udara yang masuk.
·         Mengetahui kebocoran pada sluran pelumas dan bahan bakar.
·         Supaya badan mesin tidak mudah terkena korosi dan karat.

3. Pemeliharaan Tengah Bulanan (250 jam)
·         Buang dan ganti minyak pelumas.
·         Bersihkan sirip-sirip pendingin, pada mesin dengan pendingin air .
Tujuannya:
·         Mengetahui kebocoran pada saluran pelumas dan bahan bakar.
·         Supaya pada saat penyalaan awal lebih mudah.
·          
4. Pemeliharaan bulanan (500 jam)
·            Periksa dan stel klep bila dianggap perlu.
·            Cuci dan bersihkan badan mesin dan base panel.
Tujuannya:
·         Supaya suara mesin tidak terlalu keras.
·         Supaya badan mesin dan plat tidak mudah terkena korosi atau berkarat.

5. Tliap-liap 1.000 jam
·         Buang, cuci, dan ganti minyak pelumas.
·         Memeriksa fungsi-fungsi governor.
Tujuannya:
·         Supaya pelumasan-pelumasan pada mesin lebih sempurna
Untuk mengetahui governor berfungsi dengan baik
6. Tiap-tiap 1.500 jam
·        Bersihkan inlet manifold dan sistem exhaust.
·        Bersihkan sirip-sirip pendingin pada mesin dengan menggunakan air.
·        Periksa stang-stang penghubung pada governor dan lumasi dengan minyak pelumas seperlunya.
·        Ganti saringan minyak bahan bakar.
·        Berihkan saluran nozzle dan stel tekanannya.
·   Lakukan dekarbonisasi bila mesin telah menunjukkan gejala-gejala penurunan kompresi.
·        Mengukur atau mempebaiki defleksi poros.
Tujuannya:
·        Supaya mesin dapat bekerja dengan baik dan siap digunakan sewaktu waktu.
·        Dilakukan dekarbonisasi adalah supaya kompresi pada mesin menjadi lebih baik lagi.
·        Untuk mengetahui seberapa besar defleksi pada poros engkol.

Tian-tiap 3.000 jam
·         Bersihkan tangki bahan bakar.
·         Bersihkan saluran air pendingin, heat excharher, oil cooler dan inter cooler.
·         Lakukan top over haul, ganti komponen yang mengalami kehausan.
Tujuannya:
·         Supaya badan mesin tahan lama dan tidak tekena korosi.
·         Supaya mesin dapat digunakan lebih lama.
·         Dilakukan top over haul adalah untuk mengetahui komponen.
·         komponen mana saja yang harus diganti dan yang masih bias dipakai.

Tiap-tiap 6.000 jam
·         Periksa semua pegas klep.
·   Bongkar cylinder head dan lakukan dekarbonisasi, gosok klip-klip dan   bersihkan rongga-rongga air pendingin.
·         Bersihkan kerak-kerak pada permukaan piston.
·         Bersihkan seluruh sistem exhaust.
·         Bersihkan pipa-pipa saluran bahan bakar.
·         Periksa dan bersihkan pipa-pipa minyak pelumas.
·         Periksa karet-karet duduk mesin gantilah bila perlu.
Tujuannya:
·         Supaya mesin dapat digunakan lebih baik.
·         Supaya tidak tersumbat oleh debu dan kotoran.
·         Untuk mengetahui bagian mana saja yang perlu diganti dan yang tidak.
Tiap-tiap 1.200 jam
·   Lakukan general over haul, ganti komponen-komponen yang mengalami keausan.
·         Pemeriksaan atau penggatian piston klep.
·         Pemeriksaan atau penggatian pompa injeksi.
·         Pemeriksaan atau penggatian klep dan perklep.
Tujuannya:
·         Supaya mesin tahan lama
·     Dilakukan general over haul adalah untuk mengganti komponen ­komponen yang  mengalami keausan.

MASALAH PADA TRANSMISI

Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, tidak hanya mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Umumnya pengemudi sangat menikmati kenyamanan berkendara yang ditawarkan jenis transmisi ini, dan melakukan perawatan sesuai dengan yang direkomendasikan bengkel ataupun buku manual. Namun tidak semua pengendara peka terhadap pertanda munculnya permasalahan pada transmisi tersebut.

Untuk itu kenalilah beberapa pertanda yang menunjukkan bahwa Transmisi Otomatis Bermasalah seperti berikut ini :

Kebocoran

Jika anda melihat genangan minyak berwarna merah muda di bawah mobil itu bisa jadi pertanda adanya kebocoran. Kebocoran transmisi tidak selalu disebabkan hal yang rumit. Beberapa tipe kebocoran bisa diperbaiki dengan mudah, sedangkan yang lain perlu penanganan mekanik yang berpengalaman.

Suara Mendengung dari Sistem Transmisi

Pada awalnya suara mendengung itu mirip dengan suara dari mesin. Namun, lama kelamaan suara tersebut bertambah keras dengan munculnya bunyi mirip ketukan benda-benda tumpul yang beradu.

Suara tersebut berasal dari beberapa komponen di peranti transmisi yang saling berbenturan karena mekanisme pergerakannya terhambat akibat kurang kuatnya dorongan oli transmisi. Oli merupakan komponen penting bagi transmisi otomatis. Selain sebagai pelumas dan pendingin, oli transmisi juga memberikan tekanan saat pergantian gigi.

Bila masa pakainya sudah habis, kotor, dan tingkat keencerannya sudah tidak memenuhi standar, maka tekanan yang dihasilkan dan kemampuan pelumasannya berkurang. Kondisi tersebut berpengaruh pada kinerja komponen-komponen yang ada pada sistem transmisi. Kondisi tersebut ditandai dengan gejala timbulnya suara berisik.

Bila gejala itu terjadi segera kuras dan ganti oli transmisi. Dan bila telah diganti namun gejala tersebut tidak hilang, maka transmisi harus di-overhaul dan perangkat transmisi harus diganti.

Tarikan Berat dan Mobil Seolah Akan Mogok

Jika tarikan mobil ber-transmisi otomatis kerap dirasa berat, belum tentu diakibatkan oleh permasalahan pada injektor atau kompresi mesin. Bisa jadi gejala tersebut merupakan pertanda sistem transmisi bermasalah.

Hal itu terjadi karena banyaknya kotoran atau debu partikel halus yang menggumpal di oli. Debu atau partikel tersebut berasal dari kanvas transmisi. Ingat, kanvas transmisi otomatis jumlahnya banyak. Hal iini bisa disebabkan oleh keterlambatan ganti oli atau penggunaaan oli yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Akibat oli yang telah kotor atau aus, tekanan oli pada sistem transmisi melemah. Berbagai komponen yang ada pun harus bekerja lebih keras saat mobil dijalankan, termasuk kanvas. Walhasil gesekan keras terjadi dan hasilnya serbuk partikel halus.

Sumber masalahnya adalah kondisi oli yang sudah seharusnya diganti bercampur dengan kotoran. Bila itu terjadi, tarikan mobil seolah berat meski gas diinjak dalam-dalam, bahkan tenaga kendaraan seolah hilang mirip mobil yang akan mogok.

Untuk mencegah masalah itu, sangat disarankan mengganti oli transmisi setiap kali mobil telah menempuh jarak 20 ribu kilometer. Selain itu, pilih oli yang tepat dan sesuai dengan yang direkomendasikan pabrik.

Hal lain yang patut diingat, sebaiknya tidak berganti-ganti oli dari satu merek ke merek lain. Pasalnya, walaupun tingkat viskositas dan spesifikasinya sama, zat aditif dan ramuannya berbeda. Perbedaan karakter zat itulah dikhawatirkan bereaksi secara kimiawi dan membentuk senyawa baru. Hasilnya, transmisi bermasalah.

Posisi Transmisi Sulit diganti

Bila Anda mengalami kesulitan saat hendak mengganti posisi gigi saat gigi berada pada posisi “D” atau “R”, ini bisa menjadi salah satu indikasi adanya kerusakan pada transmisi.

Masalah mungkin disebabkan oli atau pelumas gearbox yang sudah mulai berkurang atau adanya bagian-bagian yang pengaturannya perlu disesuaikan. (accnews / various sources / image: google.com)
________________________________________________________________

TENTANG KERUSAKAN DIFERENTIAL GARDAN

Differensial

BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1. Gardan DT (Dump Truck) Nissan Diesel
   NISSAN DIESEL
Gambar 4.1: DT Nissan Diesel

      
Gambar 4.2: Gardan DT Nissan Desel
4.2. Trouble Shooting Pada Gardan DT Nissan Diesel
  Table 4. Trouble Shooting Pada Gardan
Item
Trouble shooting
Dampak pada  gardan
Perawatan dan Perbaikan
Real Axle Housing
Pada truk sering ditemukan bagian ini bengkok hal ini disebabkan oleh muatan yang melebihi kapasitan.
Bengkoknya bagian ini akan merusak as roda bahkan berusak pula gigi gardan.
Untuk menghindari hal ini maka dalam memberikan muatan pada mobil harus memperhatikan kondisi spring balakang.
Gasket
kebocoran oli gardan
Pelumasan pada gigi gardan tidak sempurna yang buntutnya kerusa­kan pada gigi gardan.
Gunakan gasket standard atau kertas gambar, jangan menggunakan karton tebal.

Seal oil
basah akibat rembesan disekiling flens dan bocor atau robek
Oli gardan bekurang dan gigi gardan cepat keausan
Mengganti seal oli baru
Universal joint flange
Walaupun terbuat dari universal joint flange mudah aus termakan oleh seal yang terpasang pada ujung differential carrier
oli terus keluar walaupun sudah mengganti dengan seal baru dan oli gardan cepat bekurang
mengatasi tetapi tidak tuntas, karena karet dipaksa menyesuikan dengan bagian yang sudah mengecil. Tindakan yang paling aman tentu dengan mengganti flange baru.
Differential pinion
ausnya as pinion atau specer
Keausan pada gigi ini biasanya menimbulkan gejala pada saat pada saat berjalan kecepatan bunyi akibat kelonggaran.
Untuk cara mengatasi dengan mengganti as baru dan memberi lapis lebih tebal pada side gearnya
Mur pengancing drive shaft
Kalau mur ini kendor akan menga­kibatkan drive shaft bergerak maju dan mundur
Perubahan bidang singgungan pada ring gear dengan drive shaft. akan terjadi bunyi dengung dan bahkan gigi- gigi di dalam differential bisa rontok
Sangat dianjurkan pada truck besar setiap 3 sampai 6 bulan memer­iksa kekerasan mur ini dan setiap tahun pada kendaraan ringan
Ganti oli gardan
Mengganti oli tidak tepat waktu nya. Dan viskositas yang berbeda.
Gigi gardan cepat ke ausan dan kompoen yang laen akan terjadi rusak.
Ganti lah oli setiap pada 10.000 kilometer dan dengan viskositas SAE 90 - 140.
Mur axle proppler
Mur tidak kencang atau kendor
Axle proppler akan patah dan axle housing akan menggalami cacat
Sebelum jalan periksa dahulu mur-mur axle propeller nya kalau kendor kencangkan mur-mur nya
4.3. Langkah-langkah Perawatan Dan Perbaikan Gardan
(Corrective Maintenance) :
4.3.1. Persiapan alat dan bahan
Ø Palu karet dan palu besi
Ø Kunci Ring Pas 1 Set
Ø Kunci socket 1 Set
Ø Obeng
Ø Pahat
Ø Tang
Ø Pipa besi
Ø Kunci Momen
Ø WD 40
Ø Oli
Ø Gemuk atau cerbi
Ø Majun
Ø Seal Oli
 
Gambar 4.3: Alat-alat dan Bahan
4.3.2.  Langkah Pembongkaran Penggantian Seal Oli Pada Gardan
1.         Lepas poros propeler dari diferensial.
Ø  Buatlah tanda pada kedua flens,
Ø  Lepas empat baut dan mur.
                                                                 
Gambar 4.4: Poros Propeler
2.         Lepas flens penyambung
Ø  Menggunakan palu dan pahat, longgarkan takikan pada mur.
Ø  Menggunakan SST untuk menahan flens, lepas mur.
                                            Gambar 4.5 : Flens Penyambung
3.         Lepas Seal oli dan ring oli
Ø   Menggunakan SST, lepas Seal oli dan diferensial carrier.
Ø   Lepas penahan oli
                                         
Sumber: http://www.otomotif.web.id/poros-gardan a39.html
Gambar 4.6: Melepaskan Seal Oli dan Penahan Oli
4.         Lepas bantalan depan dan spaser bantalan
Ø  Menggunakam SST, lepas bantalan depan dari diferensial carrier. SST 09556 - 22010.
Ø  Lepas spaser bantalan. Bila bantalan depan aus atau rusak, gantilah bantalan.
Gambar 4.7: Bantalan Depan dan Spaser Bantalan
4.3.3. Langkah Pemasangan Seal Oli Gardan
1.         Pasang spaser bantalan baru dan bantalan depan.
Ø  Pasang spaser bantalan baru pada pinion penggerak.
Ø  Pasang bantalan depan pada pinion penggerak.
Gambar 4.8: Bantalan Depan Pada Pinion Penggerak
2.         Pasang penahan oli dan Seal oli baru
Ø  Pasang penahan oli dan hadapkan seperti pada gambar.
Ø  Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru seperti pada gambar. Kedalaman pemasangan perapat oli 0,1 mm.
Ø  Oleskan gemuk MP pada bibir perapat oli.
Gambar 4.9 : Pemasangan Seal Oli
3.         Pasang flens penyambung
Ø  Pasang flens penyambung.
Ø  Oleskan gemuk MP pada ulir mur yang baru
Ø  Menggunakan SST, untuk menahan flens, kencangkan mur.SST 09330 - 00021. (Momen 1.100 kg.cm)
Gambar 4.10: Flens Penyambung
4.         Takik mur pinion penggerak.
Gambar 4.11: Mur Pinion Penggerak
5.         Pasang poros propeller
Ø  Tepatkan tanda pada kedua flens dan ikat flens dengan empat baut dan mur
Ø  Kencangkan empat baut dan mur. (Momen 430 kg.cm)
Gambar 4.12: Propeller Sharp
6.         Periksa permukaan oli diferensial. Isilah dengan oIi roda gigi hypoid bila diperlukan.
Ø  Tingkat oli : API GL-5, oIi roda gigi hypoid
Ø  Viskositas  : SAE 90-140
Ø  Kapasitas   : 8 liter
4.3.4. Langkah Melepaskan Gardan (Diferensial)
Adapun urutan melepaskan gardan (diferensial) dari kedudukan atau  tempatnya ialah:
1.         buka mur oli dan kuras oli
Gambar 4.13: Belakang Gardan
2.         Lepas poros axle belakang
Gambar 4.14: Poros Axle Roda Belakang Kiri dan Kanan
3.         Lepas poros propeler dari gardan (diferensial).
Ø  Berilah tanda pada kedua flens.
Ø  Lepas empat baut dan mur.
Gambar 4.15 :Poros Propeller
4.         Lepas rakitan diferensial carrier.
·  Perhatikan: Hati-hati agar tidak merusak permukaan pemasangan.
4.3.5. Langkah Pembongkaran Diferensial
Adapun urutan pembongkaran gardan (diferensial) ialah:
Gambar 4.16 :Komponen-komponen Gardan (Diferensial)
1.         Periksa keolangan roda gigi ring. Keolengan maksimum 0,07 mm. Bila keolengan lebih besar dari nilai maksimurn, gantilah roda gigi ring.
Gambar 4.17: Penyentelan Roda Gear Ring
2.         Periksa backlash roda gigi ring. Backlash 0,13 - 0,18 mm. Bila backlash di luar nilai spesifikasi, stel beban mulai bantalan samping atau perbaiki seperlunya.
Gambar 4.18: Penyetelan Bantalan Samping
3.         Periksa perkaitan gigi, antara roda gigi ring dan pinion penggerak.
4.         Periksa backlash roda gigi samping. Ukur backlash roda gigi samping sambil menahan salah satu roda gigi pinion terhadap bak diferensial. Backlash standar 0,05-0,20 mm. Bila backlash di luar nilai spesifikasi, pasanglah cincin dorong yang tepat.
Gambar 4.19: Roda Gigi Samping dan Gigi Pinion Penggerak
5.         Ukur beban mula pinion penggerak, menggunakan kunci momen,ukur beban mula dari backlash antara pinion penggerak dan roda gigi ring. Beban mula 8 - 11 kg.cm.
Gambar 4.20: Pengukuran Pinion Penggerak Menggunakan Kunci Momen
6.         Periksa beban mula total, menggunakan kunci momen, beban mula total. Beban mula total tambahan pada beban mula pinion penggerak. 4-8 kg.cm.
7.         Lepas flens penyambung.
Ø  Menggunakan palu dan pahat, longgarkan takikan mur
Ø  Menggunakan SST untuk menahan flens, lepas mur
Gambar 4.21: Menahan Flens Penyambung dan Lepas Mur
Ø  Menggunakan SST, lepas flens penyambung. SST  09330 - 00021
Gambar 4.22: Lepas Flens Penyambung
8.         Lepas perapat oli dan penahan oli.
Ø  Menggunakan SST, lepas perapat oli dari diferensial carrier.
Ø  Lepas penahan oli.
Gambar 4.23: Cara Melepaskan Seal Oli Dan Penahan Oli
9.         Lepas bantalan depan dan spaser bantalan.
Ø  Menggunakan SST, lepas bantalan depan dari differential carrier. SST 09556 - 22010.
Ø  Lepas spaser bantalan. Bila bantalan depan rusak atau aus, ganti bantalan.
Gambar 4.24: Cara Melepaskan Bantalan Depan Dan Speser Bantalan
10.     Lepas differential dan roda gigi ring.
Ø  Buatlah tanda pada tutup bantalan dan differential carrier.
Ø  Lepas dua pengunci mur penyetel.
Ø  Lepas tutup bantalan dan penyetel
Gambar 4.25: Differential dan Roda Gigi Ring
Ø  Lepas luncuran luar bantalan.
Ø  Lepas bak differential dan carrier.
·  Catatan: Gantungkan tabel pada komponen yang dibongkar untuk menunjukkan lokasi perakitannya
Gambar 4.26: Penyetel Roda Gigi
11.     Lepas pinion penggerak dari differential carrier.
Gambar 4.27 :Pinion Penggerk
4.3.6. Langkah Pemeriksaan Dan Penggantian Diferensial
1.         Adapun urutan langka-langka pemeriksaan dan penggantian diferensial
2.         Ganti luncuran bantalan belakang pinion penggerak.
Ø  Menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas bantalan belakang dari pinion penggerak. SST 099950 - 00020.
·  Catatan: Bila rnengganti pinion penggerak, ganti pula roda gigi ring bersama-sama.
Gambar 4.28: Luncuran Bantalan Belakang
Ø  Pasang cincin pada pinion penggerak dingin dengan ujung yang tirus menghadap roda gigi pinion.
Ø  Menggunakan SST dean hidrolik pres, pasang cincin lama dan belakang pada pinion penggerak. SST 09506 - 30012.
3.         Ganti luncuran luar bantalan depan dan belakang pinion penggerak.  
Ø  Menggunakan palu dan batang kuningan, lepas luncuran luar bantalan.
Ø  Menggunakan SST, pasang luncuran luar yang baru. SST depan :09608 - 350l4 SST belakang : 09608 - 35014
Gambar 4.29: Pasang Luncuran Luar Yang Baru
Ø  Lepas bantalan samping dari bak diferensial, menggunakan SST lepas bantalan samping dari bak diferensial. SST 09950 – 20017
Gambar 4.30: Melepakan Bantalan Samping
4.         Lepas roda gigi ring.
Ø  Lepas baut pengikat roda gigi ring dan plat pengunci.
Ø  Buatlah tanda pada roda gigi ring dan bak diferensial
Ø  Menggunakan palu plastik atau tembaga, pukul roda gigi ring untuk melepaskan dari diferensial.
Gambar 4.31: Melepaskan Roda Ring Gigi
5.         Bongkar bak diferensial
Ø  Menggunakan palu dan drip, keluarkan pen.
Ø  Lepas poros pinion, dua roda gigi pinion dengan cincin dorong
Gambar 4.32 : Bak Differensial
6.         Rakit bak differensial.
Ø  Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti petunjuk tabel berikut ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi. Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama  untuk kedua sisi. Backlash standar 0,05 T 0,20 mm.
Gambar 4.33: Cicin dan Roda Gigi Samping
Ø  Pasang cincin dorong dan roda gigi samping ke dalam bak differensial.
Gambar 4.34: Pemasangan  Roda Gigi Samping
Ø  Periksa backlash roda gigi samping. Ukur backlash roda samping dengan menahan salah satu gigi pinion terhadap bak diferensial. Backlash standar 0,05-0,20 mm, backlash di luar spesifikasi, pasang cincin dorong  ketebalan yang berbeda.
Ø  Pasang pen.
·  Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak diferensial dan lubang poros pinion.
·  Takik lubang pada bak diferensial.
7.         Pasang bantalan samping baru.
8.         Menggunakan SST dan hidrolik pres, pasang bantalan samping baru pada bak diferensial. SST 09550 - 10012.
Gambar 4.35: Pasang Bantalan Samping Baru
9.         Pasang roda gigi ring pada bak diferensial
Ø  Bersihkan permukaan kontak pada bak diferensial.
Ø  Panaskan roda gigi ring pada 100°C di dalam pemanas oli
Ø  Bersihkan permukaan kontak pada roda gigi ring dengan bahan pembersih.
Ø  Kemudian segera pasangkan roda gigi ring pada bak diferensial.
Ø  Tepatkan tanda pada roda gigi ring dan bak diferensial.
·  Perhatikan: Jangan memanaskan roda gigi pengikat ring melampaui 100°C.
Ø  Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring.
Ø  Pasang plat pengunci dan baut pengikat. Kencangkan baut dengan merata, sedikit demi sedikit. Momen 985 kg.cm.
Ø  Menggunakan palu dan drip, takik plat pengunci.
·  Catatan: Takiklah salah sam kuku plat, rata dengan permukaan datar dari kepala baut. Bagi kuku plat yang bertepatan dengan tonjolan kepala baut, takiklah sebagian saja, hanya pada sisi pengencangan.
Ø  Periksa keolengan roda gigi ring. Keolengan maksimum 0,07 mm. Pasang bak diferensial carrier dan kencangkan mur penyetel ke arah di mana gerak bebas bantalan tidak ada.